Friday, July 19, 2013

Inovasi dalam Pendidikan Orang Dewasa (POD)


Inovasi dalam POD antara lain:
1.    Distance Education (DE); Perbedaan jarak dan tempat antara pemelajar dan pebelajar, penekanan belajar mandiri, optimalisasi virtual classroom (online learning) serta seminar, workshop, pelatihan, dan lainnya. Tujuannya agar pemelajar dapat mengembangkan minat dan kompetensinya untuk selanjutnya dapat berpartisipasi serta mengembangkan kehidupan sosial kemasyarakatannya.
2.    Organizational Learning (OL); Persaingan, kemajuan teknologi, peningkatan kualitas SDM merupakan beberapa alasan mengapa organisasi harus/ingin belaja. Tujuannya agar organisasi/lembaga dapat secara tanggap dan mandiri (tanpa menunggu peraturan pemerintah) mengembangkan seluruh sumber daya yang ada, sehingga dapat mengikuti arus teknologi dan dapat bersaing dengan organisasi/lembaga serupa.
3.    Workplace Learning; Pengalaman di tempat kerja menjadi sumber pengetahuan dan keterampilan untuk terus mengembangkan kompetensi pemelajar.
4.    Vocational Education & Training (VET); Berorientasi pada kemampuan (skill), mempersiapkan SDM agar mampu bekerja di bidang tertentu. Contoh: Praktek Lapangan pada Diploma, Paduan Suara, Komunitas Fotografi, dll.
5.    Radical Adult Education and Learning; Pendidikan yang membutuhkan waktu singkat untuk membangun dan mengembangkan intelektual serta kehidupan sosial-ekonominya. Contoh: Paket A, B, C atau Pendidikan Budidaya Ikan Lele yang memberi pengalaman dan membangun motivasi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui budidaya ikan lele.
6.    Problem-Based Learning; Berorintasi pada pemecahan masalah, menekankan pada berpikir kritis dan belajar mandiri. Contoh: Magang atau PPL.
7.    Culture Equity and Learning; Keberagaman budaya dalam pemelajar yang berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Contoh: Sanggar tari, Sekolah di Luar Negeri; setiap pemelajar membawa nilai dan budayanya masing-masing untuk bersama-sama belajar dan mencapai tujuan pembelajaran.

Jika kita ingin menerapkan inovasi dalam POD tersebut, yang perlu diperhatikan adalah kesiapan pemelajar, baik dari segi intelektual ataupun pengalaman, sehingga dalam proses pembelajarannya penuh kebermaknaan dan hasilnya dapat mencapai tujuan dengan optimal. Yang terpenting, dalam pendidikan orang dewasa, pemelajar harus memiliki konsep diri yang baik, agar semua pengalaman yang diperoleh dapat dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan diri dan sosialnya dengan optimal.

Teknolog pendidikan harus peka terhadap berbagai inovasi yang bermunculan. Inovasi dalam POD ini perlu dipahami agar kita sebagai teknolog pendidikan dapat membantu pemelajar dalam memecahkan masalah belajar yang dihadapinya sehingga mereka dapat mengembangkan intelektualnya dan meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik.


Hasil refleksi mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa
Kamis, 28 Maret 2013 

Pengertian Pendidikan Orang Dewasa (POD)


·         Definisi Pendidikan Orang Dewasa dari UNESCO (Townsend Coles, 1977 dalam Lanundi, 1982): Keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apa pun isi, tingkatan, metodenya, baik formal, atau tidak, yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi, universitas serta latihan kerja, yang membuat orang dianggap dewasa oleh masyarakat, mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam persfektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang seimbang dan bebas.

·         Orang Dewasa belajar karena adanya kebutuhan. Urutan kebutuhan dari yang paling dasar hingga tinggi: Kebutuhan fisiologis, rasa aman dan perlindungan, rasa cinta memiliki dan dimiliki, harga diri, dan aktualisasi diri (teori Maslow).

·         Prinsip POD: Orang dewasa sebagai sumber belajar. Artinya, orang dewasa harus dilibatkan secara keseluruhan dalam belajar, mulai dari mengidentikasi kebutuhan belajar yang akan dibahas, merancang pembelajaran sampai pada evaluasi dari proses pembelajarannya.

·         Asumsi dalam POD: Tidak ada satupun teori mengenai pembelajaran atau memfasilitasi belajar yang tepat (kata ‘dewasa’ terlalu luas), belajar bukanlah proses mental yang terjadi secara kosong tanpa pengalaman (sebaliknya, pengalaman menjadi sumber belajar orang dewasa), Pemelajar bukanlah objek yang terpisah dari Pebelajar dalam situasi proses pembelajaran (saling sharing pengetahuan dan pengalaman dengan fasilitator).

·         Perspektif mengenai POD yaitu: Belajar sebagai proses akuisisi (pengelolaan pengetahuan), refleksi, latihan dalam masyarakat/kelompok, dan perwujudan hasil.

·         Dari asumsi dan perspekstif diatas, disimpulkan bahwa: Situasi dan kondisi dalam proses pembelajaran dimulai dari pengelolaan pengetahuan yang diaplikasikan dalam lingkungan kerja atau masyarakat untuk mengembangkan kualitas diri agar menjadi manusia yang mandiri dan kreatif.

·         POD akan memiliki hasil belajar yang baik jika si belajar memiliki konsep belajar yang baik pula. Artinya, si belajar harus mengenal benar dirinya sendiri sehingga pengetahuan yang di dapat dalam POD dapat di implementasikan dalam kesehariannya (lingkungan kerja dan masyarakat).

·         Orang dewasa harus mewujudkan hasil belajar yang positif bukan hanya pada pendidikan formal yang ditempuhnya, tetapi juga dalam pendidikan non-formal seperti di lingkungan kerjanya, kehidupan bermasyarakatnya, dan dalam lingkungan keluarganya agar tercermin sikap yang baik dan positif.


Hasil refleksi mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa

Manusia Pembelajar


Orang dewasa belum tentu pembelajar, sebaliknya manusia pembelajar merupakan orang yang dewasa. Dengan demikian, manusia pembelajar merupakan individu yang senantiasa belajar sepanjang hayat, bertanggung jawab pada kemandirian dirinya dan amanah yang ia emban seta berani menyatakan perbedaan. Tidak ada lagi paradigma ‘Anda’ tetapi berubah menjadi ‘Saya’. Oleh karena itu seorang manusia pembelajar tidak akan melempar tanggung jawab seberat apapun tanggung jawab yang ia miliki. Tanggung jawab seorang manusia pembelajar bukan hanya pada dirinya sendiri, lebih dari itu ia harus bertanggung jawab kepada Tuhan, sesama manusia, dan masyarakat sekitarnya.
Manusia Pembelajar à Pemimpin Sejati à Guru Bangsa.
Pada tingkatan teratas, manusia pembelajar yang terus meningkatkan kualitas dirinya akan menjadi guru bangsa. Ia mendedikasikan hidupnya untuk bangsa dan negara. Pengetahuan yang ia miliki menjadi harta bersama yang senantiasa ia bagikan kepada bangsanya.

Menjadi manusia pembelajar berarti menjadi arsitek bagi kehidupan. Kita merancang diri dan membuat pondasi yang kokoh untuk diri kita sendiri. Manusia pembelajar berangkat dari kepercayaan diri. Kita hendaknya menyadari bahwa sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna sudah sepatutnya kita percaya pada kemampuan diri kita. Dari kepercayaan diri itulah, akan tumbuh rasa tanggung jawab, baik pada Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun masyarakat. Dalam mengemban amanah/tanggung jawab, kitapun harus siap dengan segala resiko yang akan terjadi. Berani berbuat, berani bertanggung jawab.

Sebagai orang dewasa dalam hal usia, kitapun harus semakin bertanggung jawab dan berani. Sudah tidak pantas untuk menyalahkan orang lain atas kesalahan yang kita perbuat, dan melempar tanggung jawab yang kita emban kepada orang lain. Semakin dewasa usia, sudah sepatutnya kita belajar menghargai diri sendiri dan orang lain serta semakin paham pada tujuan hidup kita. Mempelajari materi ini (Menjadi Manusia Pembelajar) berarti bertanggung jawab pada pengetahuan yang didapat dan memotivasi untuk terus meningkatkan kualitas diri serta bergabung dalam barisan manusia pembelajar.  


Hasil refleksi mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa
Kamis, 25 April 2013 

Hidup Penuh Makna



Setiap individu memiliki tujuan hidup yang berbeda dan cara merealisasikannya dengan berbeda-beda pula. Tujuan hidup itulah yang layak dijadikan makna hidup. Kebermaknaan tersebut tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri, tetapi hendaknya juga bermanfaat bagi sesama, lingkungan masyarakat, maupun bangsa dan negara. Makna hidup dapat dicapai dari nilai kreatif, nilai penghayatan, dan nilai bersikap. Ketika individu tidak memiliki kebermaknaan dalam hidupnya akan ada perasaan hampa, tidak berarti, tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, kebosanan, dan apatis. Makna hidup dapat ditemukan melalui pemahaman pribadi, bertindak positif, pengakraban hubungan, pendalaman nilai (kreatif, penghayatan, dan bersikap), ibadah dan doa.

Kita hidup haruslah memaknai apa yang telah kita lakukan, yang sedang kita lakukan, dan keinginan masa depan. Keberadaan kitapun hendaknya dapat memberi makna bagi sesama di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Menerapkan hidup penuh makna ini menjadi tugas hidup yang besar. Tugas hidup tersebut menjadi sulit ketika kita tidak tahu tujuan hidup kita dengan jelas. Refleksi terhadap diri sendiri sangat penting kita lakukan untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri dan memahami kemampuan diri kita. Dengan demikian, kita akan tahu tujuan apa yang akan kita raih sepanjang hidup ini. Tujuan tersebutlah yang menjadi motivasi dalam hidup. Dalam proses mencapai tujuan tersebut, banyak hal yang harus mendampinginya agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, meliputi berpikir dan bertindak postif, pengakraban hubungan, pendalaman nilai (kreatif, penghayatan, dan bersikap), ibadah dan doa. Beberapa hal tersebut tidak dapat kita ingkari, dan mereka berkolaborasi dalam tercapainya tujuan hidup kita. Ketika kita dapat meraih tujuan tersebut, kita akan merasakan kebermaknaan dalam hidup.

Materi ini (Hidup Penuh Makna) sangat penting kita pelajari, untuk mengingatkan kembali pentingnya memiliki tujuan hidup dan menemukan makna dalam hidup. Dengan demikian, keberadaan kita dapat bermanfaat bagi sesama, hidup pun akan tenang, baik dalam hubungannya dengan sesama maupun Tuhan YME. 



Hasil refleksi mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa
23 Mei 2013

Monday, July 15, 2013

Ya Allah...

Yakinkan aku..
Beri aku kemudahan..


Ini semua hanya untuk orang tuaku..
keluargaku..


Tolong Tuhan, kasih jalan..
Kasih kelancaran..