Friday, December 28, 2012

Senyum ketika sakit adalah menyembuhkan, ketika sedih adalah membahagiakan. Terlebih ketika jatuh, senyum membantu membangunkan.
                                                            -ignatia restiani-

SAHABAT tapi...

Apa sih arti "SAHABAT" bagi kamu?
Apakah sangat berarti bagi kehidupan kamu?
Apakah ia/mereka juga memperlakukanmu istimewa?


Tunggu deh, saya mau cerita..
Saya punya salah seorang teman yang mungkin bisa dikatakan sahabat..
Kami sudah lama mengenal dan semakin mengenal beberapa tahun belakangan ini..
Awalnya saya merasa nyaman, dia orang yang dewasa..

Sampai suatu ketika..
Beberapa momen/kejadian yang membuatnya berubah -menurut saya-
Dia begitu asik dengan keasikkan yang saya kenalkan saat itu..
Tidak pernah ada sedikitpun rasa menghargai darinya..
Mungkin saat ini, dia 'sok asik' dengan keasikkannya itu..

Saya bukan menyalahkan, saya juga tidak merasa cemburu.
Tapi perlakuannya sudah tidak mencerminkan seorang sahabatm bahkan temanpun tidak akan setega itu.
Mungkin, kalian berpikir saya terabaikan dengan dia.
Ya, benar sekali!
Bukan hanya diabaikan, tetapi dikhianati.
Kenapa saya secara tegas bilang seperti itu?


Saya mau menunjukkan beberapa kejadian..

Ketika ada orang lain yang tidak suka dengan kamu dan orang itu mencaci kamu di hadapan sahabatmu. Apa yang seharusnya dilakukan sahabatmu itu?
Membela? memarahi orang itu?
Idealnya seorang sahabat memang seperti itu, tapi dia memihak orang itu... yang baru dikenalnya.
Padahal dia tau saya seperti apa.

Dibelakang saya, dia membicarakan saya dengan orang itu..
Dengan asiknya, dengan gampangnya, dengan tanpa dosanya..
Bukan tanpa bukti saya bisa katakan seperti itu.

Kecewa?
SANGAT!
Marah?
SANGAT!
Tapi saya selalu bertingkah seolah saya tidak tahu apapun yang mereka lakukan dibelakang saya.
Berusaha menahan kekecewaan dan amarah.
Menangis bahkan sudah tidak bisa lagi.


Saya merasa terlalu baik.
Sudah diperlakukan seperti itu hanya bisa sabar dan tersenyum.
Padahal saya tidak perbah sedikitpun merasa menjelek-jelekkan dia dihadapan siapapun.
Saya berusaha untuk menjadi teman yang baik.
Tapi mungkin usaha saya hanya bisa dia balas dengan pengkhianatan.

Saya ingin marah dihadapannya!
Saya ingin menunjukkan betapa saya kecewa dengan sifatnya.
betapa jahatnya seorang teman.

Tapi sampai sekarangpun, amarah itu tidak saya keluarkan.
Dia dan orang itupun sepertinya tidak akan menyadari, apa yang mereka lakukan telah menyakiti teman didekatnya.


Saya refleksi diri kok!
Saya berusaha memperbaiki apa yang saya anggap kurang baik.
Mereka mungkin tidak nyaman dengan sifat saya, tapi apa perlu mengkhianati dan menjelek-jelekkan?
Toh sayapun tidak nyaman dengan pertemanan ini, sedikitpun saya tidak utarakan?
Kenapa?
Saya menghargai kamu, dia, kalian, mereka, siapapun!

TERUS, KAPAN KALIAN BISA MENGHARGAI KEBERADAAN ORANG LAIN?
Jangan hanya minta dihargai dan dihormati!
Lakukan yang kamu minta itu ke orang-orang disekitarmu juga.
.
.
.
.
.
.
-pengalaman sangat mengecewakan sepanjang hidup-
-sejahat-jahatnya teman yang saya punya sepanjang hidup-
-sekesel-keselnya sama orang sepanjang hidup-
-sepait-paitnya kejadian sepanjang hidup-

Tuhan... (lagi)

Berbicara tentang Tuhan memang tidak akan bisa terlukiskan.
Semua kata, kalimat, bahkan narasi tidak akan mampu menggambarkan betapa Maha Agung sang Pencipta..
Gambar, foto, dan patungpun yang sekiranya dapat melukiskan, tidak berguna, tidak sama sekali membantu..

Tuhan Maha segalanya..
Tuhanpun tahu, betapa kita sering melalaikan ajaran-Nya bahkan lupa dengan keberadaannya..
Tidak selayaknya manusia yang sedikit saja diabaikan dapat marah besar, Tuhan dengan segala nikmat-Nya memberi maaf dan senantiasa memeluk kita..


TUHAN TIDAK BERAGAMA.
Begitu kalimat yang saya baca di salah satu site kumpulan Quote.
Kalimat itu menarik bagi saya..
Setelah membacanya, saya dibuat berpikir dan terngiang-ngiang dengan kalimat tersebut.
Apakah kamu juga?


Setiap agama memiliki Tuhan..
Tuhan yang mereka yakini masing-masing..
Dengan sosok/dzat/bentuk sesuai keyakinannya..

Tuhan bukan hanya milik kaum Muslim, Nasrani, Budha, Hindu atau agama lainnya..
Tuhan milik kita bersama..
Begitu juga dengan Tuhan yang selalu kita yakini bahwa ia selalu disisi kita, kapanpun-dimanapun-dalam keadaan apapun.

Saya cinta dengan Tuhan saya..
tapi terkadang saya berpikir, kenapa semakin banyak orang/kelompok yang memiliki konflik antar agama?
Apakah cinta mereka sangat besar sehingga emosi kadang tidak dapat dikendalikan?
Saya yakin saya cinta dengan Tuhan saya, begitu besar.
Saya juga yakin bahwa Tuhan cinta dengan kerukunan dan kedamaian.
Tidak ada satu agamapun yang menginginkan hamba-Nya saling bermusuhan dengan sesamanya.

Tuhan pasti akan melimpahkan nikmat yang tanpa henti jika kita selalu membahagiakan-Nya dengan ajaran-ajaran yang Ia turunkan. Tuhan tidak pernah ingkar, dan jika kamu ingat Tuhan, Tuhanpun akan membalasnya lebih.. Tuhan akan selalu ingat kamu, dan bukan tidak mungkin segala urusan dan keinginan yang selalu kamu minta, dengan mudah akan dikabulkan Tuhan. Ingat, Tuhan Maha Baik.
.
.
.
.
.
.
Saya percaya kalimat tadi, TUHAN TIDAK BERAGAMA.
Entah benar atau tidak, tapi toh setiap orang boleh punya argumen dan keyakinan masing-masing 'kan? 
Saya yakin dengan Tuhan saya: ALLAH SWT..
Dan sudah seharusnyalah kamu yakin dengan Tuhan dan agama yang kamu pilih.



-respect others-

Tuhan...


Tuhan, Engkau tahu semua doa-doaku.
Engkau-pun tahu semua harap dan mimpiku
Ijinkanlah doa, harap, serta mimpiku itu menjadi kebahagiaan tak berujung dari-Mu

Tuhan, apa aku salah jika selama ini tidak ada seorangpun yang aku percaya?
Ya, seseorang yang dapat meredam emosiku, menyemangatiku, bahkan rela memelukku ketika aku lelah.
Aku tidak punya sosok itu?
Aku tidak bisa mempercayai siapapun untuk menjadi sosok itu..
Aku butuh sosok itu, tetapi aku sendiri yang membuatnya seperti embun pagi hari, menyejukkan namun tidak dapat diraih..
Apa itu salahku?

Tuhan, aku sulit memperbaiki diriku..
Engkau tau doaku, aku ingin Engkau mengijinkanku menjadi hamba & anak & teman yang kian hari kian bersyukur, aku sangat berharap sifat egoisku ini segera lenyap dari dalam diriku..

Tuhan, aku kesepian..
Tuhan pasti tahu itu..
Apa yang aku rasakan hanya bisa aku curahkan pada-Mu..
Ketika temanku begitu asyik mencurahkan segala keluh kesahnya dengan sahabat, orang tua, bahkan kekasihnya..
Aku? Aku tidak memiliki sosok untuk menjadi muara hatiku..

Sekali lagi..
Aku butuh sosok itu..

Tuhan, Engkau tahu betapa aku ingin Engkau mendekatkanku dengan jodohku.
Tuhan tahu itu. Aku selalu menyebutkan doa itu di setiap sholatku Tuhan pasti hanya tersenyum. Tuhan memang Maha Baik.

Tuhan, sesungguhnya aku malu..
Meminta terlalu banyak, tetapi aku memberikan ibadahku yang belum sempurna..
Aku hanya punya Engkau, entah pada siapa lagi aku meminta dan bercerita.
Hanya Tuhan satu-satunya yang Maha Mendengar semua kegundahan hatiku.

Tuhan, bolehkah aku kembali meminta?
Meminta untuk mengabulkan doa yang selalu aku ucapkan pada-Mu..

Tuhan, aku ingin mengukir senyum di wajah kedua orang tuaku..
Aku ingin menorehkan kasih di wajah orang-orang yang menyayangiku..
Merekalah salah satu tujuan hidupku..
Merekalah yang membuatku selalu kuat berdiri walalupun kedua kakiku kadang sulit untuk menopangnya..

Sehatkanlah mereka Ya Tuhan..
Lancarkanlah setiap usaha yang mereka lakukan..


Tuhan, kadang aku berpikir jika semua orang menyingkirkanku..
Dan aku tahu, itu semua karena sifatku..

Aku mohon, jika memang keberadaanku suatu saat nanti sudah tidak dibutuhkan, panggil aku, jemput aku Ya Tuhan..
Aku ingin bersama-Mu..
Aku ingin disisi-Mu..
Aku ingin..


Ingin sekali..