Oleh : Ignatia Restiani
P
|
erkembangan teknologi yang semakin pesat memang
dirasakan di semua aspek kehidupan kita. Teknologi yang diciptakan bukan semata-mata
tanpa tujuan melainkan sangatlah based-on-goals
untuk memecahkan masalah yang ada serta mempermudah kehidupan manusia. Seperti penggunaan
komputer yang kian marak di dunia pendidikan. Hampir di semua sekolah maupun
lembaga pendidikan memanfaatkan computer untuk kegiatan administrasi maupun pembelajaran.
Fenomena ini membuat keberadaan komputer di dunia pendidikan menjadi hal yang
biasa bahkan bagi hampir semua sekolah maupun lembaga pendidikan wajib
menggunakan komputer untuk mempermudah pekerjaan.
Komputer
bukan satunya-satunya variabel untuk meningkatkan hasil belajar melainkan terdapat
variabel lain yang harus diperhatikan untuk mencapai hasil belajar yang
optimal, antara lain: pesan, desain pesan, karaketristik peserta didik, dan
lingkungan. Komputer hanya diangap sebagai Artificial
Intelegence, artinya kemampuan yang ada didalamnya sengaja dibuat atau
diciptakan atau diprogram oleh manusia (otak buatan). Selain itu, computer juga
sebagai 3T, yaitu: Tutor; karena dapat
memberikan informasi, menyimpan data,serta member solusi atas permasalahan
pengguna, Tool; dilihat dari
kemampuannya dalam hal menghitung dan memproses data, dan Tutee; karena dapat di program sesuai kehendak tutor (Robert Taylor, 1980).
Kerena banyaknya manfaat dari komputer,
terdapat banyak istilah penggunaan komputer dalam pendidikan, beberapa
diantaranya : CAI (Computer Assisted
Instruction), CBL (Computer Based Learning),
CBI (Computer Based Instruction), CAL
(Computer Assisted Learning), CBE (Computer Based Education).
Istilah-istilah tersebut jika dilihat hanya
berbeda pada kata “Assisted”, “Based”, “Learning”,
“Instruction”, dan “Education”. Assisted
dalam kamus bahasa inggris artinya berbantuan,
maksudnya membantu proses pembelajaran, guru masih berperan aktif dan
menjadi sumber informasi utama. Sedangkan Based
artinya landasan atau acuan pokok, maksudnya sebagai acuan atau landasan utama
dalam pembelajaran, guru sebagai tutor dan fasilitator. Istilah lainnya, Learning yang artinya belajar, disini
maksudnya dengan belajar ada perubahan sikap atau kebiasaan dari siswa hasil
dari pengalamannya. Instruction
artinya pembelajaran, maksudnya proses yang dilakukan secara terencana dan
sadar agar terjadi belajar dalam diri siswa. Termasuk di dalam pembelajaran
terdapat perencanaan, pengontrolan dan evaluasi. Jadi dapat dikatakan jika tidak ada kontrol dari
pendidik, proses pembelajaran tidak akan berlangsung pada peserta didik. Istilah
ini lebih spesifik dari education. Education
artinya pendidikan. Istilah ini lebih umum dan luas dibanding pembelajaran.
Maksudnya pendidikan tidak ada perencanaan, pengontrolan bahkan evaluasi. Mengandung
nilai kemampuan dalam arti peserta didik aktif mengembangkan potensi dalam
dirinya, mengubah prilaku, serta keterampilan yang diperlukan untuk masyarakat
dan dirinya. Tujuannya lebih luas dan lebih kearah afektif serta tidak
bergantung pada tujuan pembelajaran.
Dari kesemua istilah tersebut, CBL-lah yang
dirasa sangat pas untuk proses pembelajaran karena CBL (Computer Based Learning) berorientasi pada siswa/learner untuk
membantu siswa menggunakan komputer secara mandiri. Secara semantik, komputer disini
merupakan acuan pokok dalam pembelajaran untuk menghasilkan perubahan prilaku
yaitu kemadirian belajar siswa. Guru hanya sebagai tutor, dan keberhasilan CBL
ini ada pada pundak siswa, jika siswa tidak bijaksana dalam penggunaannya berarti
proses belajar belum terjadi dalam diri individu tersebut. Pengalaman yang
didapat siswa dapat bertahan secara permanen dalam diri siswa dan merubah
prilaku atau kebiasaan siswa dalam penggunaan komputer.
Penelitian pada
Computer Based Learning (CBL)
Penelitian
awal menyebutkan bahwa komputer hanya digunakan untuk menghitung dan menyimpan
data di sekolah. Peneliti memulai dengan penelitian mengenai aplikasi software.
Patrick Suppes dan Richard Atkinson (1963) menemukan bahwa
program komputer dapat meningkatkan ketertarikan siswa yang digunakan dalam
pendidikan untuk latihan, praktek, aritmatika, akan tetapi terdapat kesulitan
dalam efektifitas proses belajar. Sheingold,
Hawkins, & Kurland (1984) juga mengatakan bahwa dengan mempelajari
perangkat lunak akan membantu siswa dan guru menyelesaikan tugas kognitif.
Kemudian
pada tahap selanjutnya, penelitian bergerak mengenai efek penggunaan komputer dalam
pembelajaran, yaitu Kulik yang
menerangkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis komputer meningkatkan
prestasi siswa dan sikap siswa terhadap materi pada tingkat sekolah dasar. Bertentangan
dengan Kulik, Robyler menyatakan
bahwa komputer lebih efektif pada tingkat perguruan tinggi bukan sekolah dasar.
Siswa pada tingkat sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar,
oleh karena itu efeknya akan lebih terasa jika diterapkan di SD. Tetapi, pada
masa itu computer adalah alat yang sangat complicated dan sukar, bahasa yang
digunakan juga bahasa pemrograman. Jadi mahasiswalah yang sangat membutuhkan komputer
untuk menghitung atau mengolah data serta menterjemahkan bahasa pemrogaraman
untuk keperluan lain.
Tahap
selanjutnya adalah penelitian di area tertentu. Palumbo (1990) menyatakan bahwa
program atau pemecahan masalah harus berkonsentrasi pada usia mahasiswa untuk
mengajarkan keterampilan dalam waktu yang cukup untuk menguasai bahasa
pemrograman. Sammers (1981)
menyatakan bahwa efek dari pengolahan kata dalam merevisi tulisan, mahasiswa
hanya meningkatkan kata dan kalimat bukan meningkatkan isi dari tulisan
kita. Dan yang menarik, Collis (1985) menemukan bahwa pria lebih
percaya diri terhadap kemampuan mereka berkaitan dengan komputer dan
menghabiskan lebih banyak waktu bekerja dengan computer dibandingkan dengan
perempuan. Senada dengan Collis, Chen juga menemukan adanya perbedaan
gender, yaitu anak laki-laki menggunakan computer di rumah lebih lama
frekuensinya daripada anak perempuan. Ini dikarenakan komputer yang complicated membuat laki-laki cenderung
lebih termotivasi daripada wanita.
Variabel
lain yang dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajar adalah desain komputer
serta desain pesan terhadap software yang digunakan. Diffient, Tiley, &
Herman (1981) mengatakan bahwa factor fisik sangat membantu siswa melihat
secara jelas layar computer. Pencahayaan layar harus lebih terang dari lampu
kamar, melihat dari jarak 16 inci dan pada sudut 900 serta jarak kursi
ke computer sekitar 14 – 35 inci. Glitz
(1981) dan Criswell (1989) menyatakan 4 poin utama dalam hal teks yang
digunakan pada layar yaitu : menjaga kekonsistenan format pada layar, memakai
frame yang rapi, sorot item yang penting, tulisan pada layar dapat dibaca.
Tahap terakhir mengenai
penelitian tentang efektifitas biaya. Levindan Meister (1985) membahas hasil penelitian terbaru membandingkan biaya dan
pengaruh CBL melalui tutoring cost-age. Hasil penelitiannya adalah CBL efektif
dalam mengajar membaca dan matematika dasar, namun mengenai biaya tidak
seefektif peer tutoring.
Kelemahannya?
CBL
ini membutuhkan biaya yang cukup besar untuk menyediakan sebuah computer yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Untuk kelemahan pada penelitian
diatas, bahwa penelitian lebih ke arah gender dan jenjang pendidikan. Selain itu,
kurangnya instrumen ketika penelitian
di lapangan dan banyak penelitian cacat karena pengukuran variabel kontrol yang
tidak tepat. Computer merupakan variabel bebas yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran.
Kesimpulan
Dari seluruh tahap-tahap penelitian yang terdiri dari penelitian
software komputer, efek penggunaan computer dalam pembelajaran, area tertentu, desain
layar dan teks, dan efektivitas biaya, secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan
komputer siswa dapat belajar efektif, meningkatkan prestasi siswa serta sikap
atas materi pelajaran.
Saran untuk penelitian lebih lanjut: 1)
Seharusnya menyediakan guru/ahli yang bertanggung jawab secara teratur untuk
siswa. 2) Lebih memanfaatkan komputer sebagai pegontrol media yang fleksibel,
meningkatkan kurikulum dengan berbagai video gratis dan representasi audio. 3)
Lebih memungkinkan siswa mendapatkan pemahaman melalui eksplorasi, manipulasi,
penemuan. 4) Lebih membantu siswa bergerak melalui tugas tingkat rendah dan
berkonsentrasi pada tugas lebih tinggi dan memecahkan langkah penelitian baru.
No comments:
Post a Comment