Thursday, January 15, 2015

Ucap Syukurku.

Alhamdulillah..
Segala puji bagi-Mu ya Allah..
Terima kasih..
Hatur nuhun pisan untuk segala bentuk kasih sayang mu..

Sudah dua minggu terakhir ini aku mengakhiri masa menganggurku.
Aku lulus September 2014 setelah 5 tahun menjalani rutinitas perkuliahan di UNJ. Sarjana sih idealnya 4 tahun ya? tapi namanya realita ya begini. Lulus dengan mengoleksi segala bentuk handout selama 10 semester disana. Kebayang kan berapa kalau diuangkan pada penjaja barang bekas?

Oke, lulus 5 tahun tapi banyak sekali lika-likunya. Banyak sekali hambatan yang membuatku seperti ingin menyerah saat itu. Bayangkan lagi, aku harus mengganti judul saat Seminar Proposal Penelitian, judul barunya pun aku kurang paham. Kemudian setelah berusaha sekuat pikiran, aku maju untuk mempresentasikan hasil penelitian pada  Seminar Hasil Penelitian.

Kamu tahu apa? Aku tidak lolos, dengan kesalahan yang yaaa tidak cukup fatal dan aku rasa bisa aku perbaiki satu sampai dua minggu. Namun, penguji sepertinya belum mengijinkanku untuk maju ke tahap selanjutnya. Itu berarti aku harus bersabar sampai semester depan. Ini titik dimana aku merasa sudah sangat putus asa.

Bagaimana tidak, menurutku aku sudah sangat berjuang baik pikiran, tenaga, waktu, bahkan materi untuk menyelesaikan skripsi itu tetapi seakan perjuangan itu tidak sama sekali dihargai. Karena skripsiku mengenai pengembangan produk berupa bahan ajar cetak, dengan begitu aku sudah sangat banyak menghabiskan uang bulananku sampai-sampai aku rela hanya makan dengan telur ceplok dan kecap setiap hari atau bahkan seharian tidak makan karena terlalu fokus pada skripsi.

Ya begitulah..
Rasanya pahit dan tidak ingin aku ingat-ingat lagi.

Sampai akhirnya aku lulus dan wisuda.

Sehari setelah wisuda sudah semakin rajin mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan.

Sampai satu bulan....
dua bulan...
tiga bulan...
belum juga ada pekerjaan yang menghampiriku.
Sesi interview di beberapa perusahaan tidak dapat hasil yang memuaskan.

Saat itu aku kembali merasa pupus harapan..
Tidak ada semangat dan aku hanya mengurung diri di rumah dan sebisa mungkin untuk tidak bertemu atau sekedar hang-out dengan teman-teman. Bukan hanya belum dapat pekerjaan, tetapi memang karena belum ada penghasilan jadi aku berusaha untuk diam di rumah agar tidak menghabiskan uang.

Ketika itu aku berpikir..
dan sudah ada di titik keputus-asaan..
"Kenapa aku tidak seberuntung teman-temanku?"
"Kenapa aku selalu saja gagal?"
"Kenapa aku tidak pernah bisa bahagiakan orang tua?"
"Kenapa banyak sekali halangan ketika aku ingin mencapai sesuatu?"
..
dan kenapa-kenapa yang lain.
aku pasrah.


Sampai akhirnya.......


Ketika salah seorang temanku memberi info lowongan pekerjaan di salah satu BUMN, aku memberanikan diri untuk ikut mencoba. Rezeki tidak akan tertukar. Begitu yang aku yakini.
Dengan segenap keberanian dan ilmu yang tidak seberapa, aku ikut untuk tahap interview.

seminggu...
dua minggu..
tiga minggu..


Belum juga ada kabar..

Sampai suatu sore, aku menerima telepon yang mengatakan bahwa aku bisa mulai bekerja pada 2 januari ini. Bersyukur bukan main. Walaupun status kerjanya masih PKWT tetapi aku amat sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari department yang aku minati. Dan alhamdulillah, keluargaku merestui dan selalu mendoakan. Aku bertekad ingin terus menggali ilmu agar bisa berkontribusi lebih banyak di tempat ini.


...
Memang ya, Allah selalu memberi kemudahan setelah kesulitan dan pemberian itu tidak terduga. Sesuatu yang sudah sangat diharap-harapkan bahkan tak kunjung di ridhai Allah, tetapi sesuatu yang tidak terpikirkan kita dapatkan, Allah bisa kabulkan. Allah benar-benar pemberi pertolongan ketika kita sedang sangat jatuh dan hanya memohon kepada-Nya.

Saat ini fokusku adalah keluargaku. Dan pada saatnya nanti, Allah akan mengabulkan doa-doaku. Sayangku pada Allah dan keluarga bahkan lebih dari sayangku pada diri sendiri.
Semoga aku dan keluarga selalu dalam lindungan-Nya, dijauhkan dari segala macam marabahaya, penyakit, kejahatan, senantiasa dilimpahkan rezeki halal serta hidup rukun dan penuh cinta kasih.

Amin ya rabbal'alamin.

Tuesday, January 13, 2015

(Katanya) Life must go on!

Hidup harus terus berjalan. Begitu kata semua orang. Kita semua harus setuju, bahwa.. Apapun kepahitan, kegagalan, kesedihan, kekecewaan, dan tetek bengeknya yang menyakitkan itu mau gak mau.. suka gak suka.. rela gak rela... akan dihadapi dan kita lewati walaupun dengan cara kita masing-masing. Lagi lagi, life must go on!

Tiap orang beda karakter, beda menghadapi masalahnya. Ada tipe yang gak terlalu memikirikan masalah, bahasa kekiniannya mungkin, nyelow ajeeee!
Ada tipe yang mikiriiiiin banget, padahal cuma masalah sepele, bahasa kekiniannya mungkin, baper a.k.a Bawa Perasaan! (udah cukup gaul kan gue ngerti bahasa-bahasa abege jaman sekarang).

Dari karakter itu, cara seseorang menghadapi bahkan menyelesaikan masalah juga beda-beda. Tipe yang nyelow cenderung menutupi masalahnya, jadi diluar terlihat ketawa-ketiwi tapi dalemnyaaaaa.. remuk! :p
Dan kalau tipe yang baper itu cenderung labil banget. Ada masalah dikit... galauuu, dapet sms salah kirim dari gebetan... senengnya kebangetan, ditegur sama nyokap karena pulang malem malah marah-marah pengen kabur.

Gitu.. beda-beda.

Jangan maksain orang lain berpandangan seperti yag kita lihat.
Masalah orang lain yang menurut mereka beraaat banget, tapi menurut kita sepele jangan lantas menilai orang itu lemah dengan bilang, "Halaaah, masalah gitu doang dipikiran! Gue aja... (blabla)"


Berusahalah menghargai setiap cara orang lain menjalani hidupnya.
Boleh berkomentar, tapi pakailah kata-kata yang sekiranya tidak menyakiti hati orang lain.
Kalau kita saja ingin dihargai, kenapa kita tidak lebih dulu menghargai orang lain?


Tidak susah menghargai orang lain dan akhirnya saling menghargai satu sama lain..
hanya dengan merenungi "Kalau gue jadi elo gimana yaa?"


Sekarang mah gini aja, 
Jalanin hidup masing-masing, saling menasehati dalam kebaikan, saling menghargai satu sama lain. Berbuat baik sebanyak-banyaknya. Nikmatin hidup.
Jangan lupa tersenyum dan bilang, " Terima kasih Tuhan atas hidupku yang begitu indah"